Rabu, 15 Mei 2013

Ibadah Haji

Haji adalah rukun islam yang kelima stelah syahadat, sholat, puasa dan zakat.Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bhs arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
Ibadah haji adalah suatu momentum spiritual, moral dan Fisik yang sangat penting. Ini merupakan kesempatan manusia untuk melakukan pemurnian hati dan untuk mempererat hubungan manusia dengan Allah SWT. Ibadah Haji adalah ibadah pengabdian dengan ritual yang sudah ditentukan untuk dilaksanakan. Ritual tersebut dilakukan secara bersamaan dengan manusia dari seluruh penjuru dunia. Manusia akan “dipaksa” untuk berinteraksi dengan peziarah seluruh dunia lain dan ini mengajarkan kepada kita tentang kebajikan, kesabaran, perilaku yang baik, dan kasih dalam cara kita berhubungan dengan sesama peziarah yang lain.
Nabi Muhammad (saw) selalu menekankan nilai-nilai kesabaran, kasih sayang, memaafkan orang lain, terutama selama ibadah haji. Dia menyuruh para peziarah pada Hari `Arafah untuk bersikap tenang. ” Jadilah tenang dan stabil, karena kebenaran tidak pernah dicapai melalui kegalakan dan tergesa-gesa. “[Al-Muwatta ']
Para peziarah tidak harus saling berteriak satu sama lain atau berdesak-desakan dan mendorong satu sama lain dalam melaksanakan ritual Haji. Mereka harus tetap menjaga martabat mereka, menunjukkan sikap sopan santun. Mereka harus memiliki belas kasihan dan kasih sayang di dalam hati mereka kepada  peziarah yang lain. Apa artinya mengenakan pakaian yang sederhana dan meninggalkan kenyamanan materi, jika diri kita masih tetap bersikap egois dan angkuh kepada sesama peziarah lain? Bagaimana kita bisa mengklaim bahwa kita taat kepada Allah,  padahal saat melempar jumroh saja kita menyakiti peziarah yang lain dengan menendang dan mendorong mereka?
Ibadah Haji didirikan untuk mempersatukan kita melalui ibadah yang ditentukan. Kita datang bersama-sama dalam koridor iman dan kasih sayang, dan hanya untuk menyembah Allah saja. Ini harus disadari oleh para peziarah agar tidak menyebabkan gangguan, dan untuk memastikan pelaksanaan ibadah Haji yang aman dan nyaman. Mereka pasti tahu bahwa Allah Maha Melihat apa yang mereka lakukan.
Selain itu, pelaksanaan ibadah haji saat ini dapat dilihat langsung melalui televisi. Jutaan orang dari seluruh dunia, termasuk Eropa, Amerika, Asia Timur, dan Jepang dapat menonton langsung bagaimana Muslim melakukan ibadah haji itu sendiri. Apa kesan yang akan timbul bagi penonton jika mereka menyaksikan perilaku para jamaah yang egois dan mengabaikan sopan santun? Apakah hal ini akan bisa menarik mereka (penonton TV) kepada Islam?
Inilah sebabnya mengapa Allah memberitahu kita dalam Al Qur’an:

Artinya, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [Al-Baqarah:177].
Sebagai sesama muslim,  kita harus ingat bahwa haji adalah demi iman kita kepada Allah. Haji adalah kesempatan bagi kita untuk mengingat-Nya dan memuliakan nama-Nya, dan untuk menegakkan apa yang Dia telah sucikan.
Ibadah Haji bukan sekedar gerakan-gerakan, lebih jauh lagi yaitu tentang menghormati apa yang Allah telah sucikan. Tujuannya adalah untuk membawa bersama-sama dalam sebuah ekspresi tunggal iman kita, ibadah dan cinta Allah di satu sisi dengan cinta dan hormat sesama jamaah lainnya. muliakan Allah dengan melaksanakan ibadah haji, dan kita harus sadar bahwa mendorong dan berdesak-desakan dalam melaksanakan rital haji tidak akan mencapai karunia-Nya, bahwa kesalehan dan perilaku yang baiklah yang akan mendapat karunia-Nya.
Inilah sebabnya mengapa Allah berfirman tentang Qurban pada saat haji:
Artinya, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. ” [QS Al-Hajj: 37]
Di antara nilai-nilai penting bahwa Islam datang untuk melindungi hak-hak asasi manusia dan martabat manusia. Berapa banyak dari kita melanggar hak saat melakukan ritual haji, sementara mengenakan pakaian haji?
Agar ibadah haji menjadi mabrur hanya ada satu, ialah Ikhlas.  "Dan tidak ada ganjaran lain bagi haji mabrur (haji yang baik) selain surga." (HR. Bukhari, Muslim, Tirmdizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad dan Malik)

Hadis di atas, selain merupakan kabar gembira, juga merupakan peringatan bagi saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci, yaitu agar melaksanakan ibadah hajinya dengan ikhlas dan benar (sesuai tuntunan Rasulullah Saw.), serta taat pada setiap perintah dan larangan Allah.

Ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah adalah syarat mutlak untuk semua ibadah, termasuk haji. Sebab, sebagaimana dikatakan Imam al-Fudhail bin 'Iyadh, ibadah tidak akan diterima bila tidak dikerjakan dengan cara yang benar, meskipun disertai dengan sikap ikhlas.

Demikian pula bila tidak dilakukan dengan ikhlas, sekalipun itu dengan cara yang benar. Agar diterima, ibadah harus dikerjakan secara ikhlas sekaligus benar. Ikhlas demi Allah, dan benar berdasarkan sunnah Rasulullah. Jadi, penilaiannya bukan pada kuantitas tapi kualitas, yaitu ikhlas dan sesuai sunnah Rasulullah.

Untuk itu, hal pertama yang harus diperhatikan seorang muslim untuk meraih haji mabrur adalah meniatkan hajinya semata-mata karena Allah, bukan karena tujuan lain! Ia harus menghilangkan sama sekali perasaan riya’ (ingin dilihat orang) dan sum'ah (ingin menjadi buah bibir orang).

Rasulullah menjelaskan, riya’ adalah ”syirkul ashgar” (bentuk kemusyrikan yang paling kecil). Dalam hadis riwayat Imam Ibnu Khuzaimah, Rasulullah menjelaskan bahwa orang-orang yang riya’ dalam menghafal al-Qur'an, bersedekah, dan berjihad akan menjadi kayu bakar pertama api neraka.

Berpijak pada semangat hadis ini, tidak menutup kemungkinan orang yang pergi haji karena riya’ akan mengalami nasib yang sama. Adapun orang yang sum'ah, di akhirat nanti akan diumumkan di hadapan semua makhluk Allah sebagai orang yang kecil dan hina.

Rasulullah bersabda, "Barang siapa ingin didengar manusia (bersikap sum'ah) karena kehebatan ilmunya, Allah akan memperdengarkannya di hadapan makhluk-makhlukNya dalam keadaan kecil dan hina." (HR. Imam Ahmad dan Thabrani)

Keikhlasan yang dituntut di sini adalah keikhlasan yang konsisten. Tak hanya ketika akan berangkat, tapi di tengah-tengah dan sesudah pelaksanaan haji pun seorang muslim yang berharap haji mabrur harus tetap menjaga keikhlasannya. Tidak gampang bagi kita dan tidak sulit bagi setan untuk merusak keikhlasan kita dari pintu mana pun. Karena itu, bila sedikit saja timbul perasaan tidak ikhlas di hati, segeralah ingat dan meminta ampun kepadaNya.

Hal kedua yang perlu diperhatikan seorang muslim yang ingin meraih haji mabrur adalah kesesuaian amalan-amalan haji yang dilaksanakannya dengan tuntunan Rasulullah. Rasulullah pernah bersabda, "Contohlah cara manasik hajiku!" (HR Muslim).

Dengan demikian, seorang muslim yang ingin meraih haji mabrur harus mengetahui dengan benar apa saja rukun, kewajiban, sunnah, dan larangan haji yang diajarkan Rasulullah. Ia juga harus berusaha meninggalkan tindakan-tindakan yang tidak ada contohnya dari Rasulullah. Karena tidak ada jaminan tindakan-tindakan tersebut akan mendapat pahala dari Allah.

Berbeda halnya bila kita mengikuti tuntunan Rasulullah, maka jaminannya adalah Allah sendiri. Di sini, pengetahuan terhadap amalan-amalan haji yang sesuai tuntunan Rasulullah adalah hal mutlak. Haji mabrur tidak akan diraih bila seseorang tidak mengetahui dengan benar apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkannya ketika berada di tanah suci.

Harta yang Baik

Di antara tuntunan lain yang diajarkan Rasulullah adalah berhaji dengan harta yang baik. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah itu baik, Dia tidak menerima kecuali dari yang baik." (HR. Muslim)

Secara umum, ibadah tidak akan diterima jika kita memanfaatkan sarana ibadah dari sumber-sumber yang tidak halal. Kelanjutan hadis di atas menegaskan hal ini. Rasulullah berkata, "Bagaimana mungkin akan dikabulkan, doa orang yang makanannya, minumannya, pakaiannya, dan pendapatannya haram, sekalipun ia terus menerus menengadahkan tangannya ke langit."

Hal ketiga yang harus diperhatikan seorang muslim yang ingin meraih haji mabrur adalah patuh pada setiap perintah dan larangan Allah. Tak hanya perintah dan larangan yang berkaitan dengan haji tapi juga perintah dan larangan Allah secara umum. Ini kewajiban seorang muslim kapan dan di mana pun ia berada.

Istilah "haji mabrur" sendiri, menurut sebagian ulama berarti "haji yang di dalamnya tidak ada maksiat atau haji yang baik". Di dalam surat al-Baqarah ayat 177, al-Qur'an menyebut al-birr (asal kata mabrur, yang artinya kebaikan) sebagai kebaikan yang memiliki dimensi vertikal dan horizontal. Dalam pengertian ini, haji mabrur adalah haji yang dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan baik dengan Allah dan lingkungan sekitarnya.

Namun begitu, kita memang tidak bisa menilai apakah seseorang itu benar-benar mencapai haji mabrur atau tidak. Itu hak Allah. Namun kita bisa mengenali ciri-ciri orang yang meraih haji mabrur, antara lain, perubahan pribadi ke arah yang positif. Perubahan ini mencakup hubungan vertikal (dengan Allah) dan horizontal (dengan lingkungan sekitar), juga mencakup kualitas ibadah jasmani dan rohani.

Bila tadinya tidak pernah beribadah, menjadi rajin beribadah. Bila sudah rajin beribadah, menjadi lebih rajin lag. Bila tadinya pendendam, menjadi pemaaf. Bila tadinya pemaaf, menjadi lebih pemaaf, dan seterusnya.

Perubahan ini pada dasarnya disebabkan oleh intensitas penghayatan dan pemaknaan terhadap ibadah haji itu sendiri. Di dalam surat al-Hajj ayat 58, Allah menjelaskan salah satu tujuan haji: "Agar mereka (orang-orang yang melaksanakan haji) menyaksikan manfaat-manfaat bagi mereka."

Kami memberikan jasa pengecatan rumah, ruko, kantor dan apartemen di Jakarta, bogor, tangerang dan bekasi yang bagus dan rapi dengan biaya borongan yang murah .
Anda sedang cari Jasa Pengecatan ? atau cari Tukang Cat untuk pengecatan rumah di jakarta maupun bangunan lainnya di jakarta dan sekitarnya ? Silahkan hubungi kami...!!!Dengan senang hati kami menerima pekerjaan pengecatan yang anda tawarkan karena pekerjaan yang anda berikan adalah nafas kelangsungan bisnis kami ,sehingga kami berkomitmen memberikan hasil yang bagus agar bisnis kami terus berkembang.
Keseriusan kami menggeluti bisnis Jasa Pengecatan ini bisa terlihat dari banyaknya website pengecatan yang kami miliki. Silahkan anda cari di internet dengan kata kunci " Jasa Pengecatan" atau "Tukang Cat " maka anda akan menemukan website kami. 
Sama juga dengan klien - klien kami yang lain yang menemukan website kami di internet  lalu menggunakan jasa pengecatan yang kami sediakan. Hasilnya , pengecatan bagus yang memuaskan.
So, untuk pengalaman mengecat, anda sudah tidak perlu ragu lagi karena kami telah banyak melakukan pengecatan di jakarta dan sekitarnya. Hal itu tentu membuat para Tukang Cat kami semakin berpengalaman dan semakin menjadi ahli pengecatan.
Jika anda tertarik menggunakan Jasa Pengecatan kami silahkan hubungi atau SMS :
085225936849
atau
email; syaefulmujib@gmail.com
atau 
radenmujib@rocketmail.com